Valentine’s
Day? Pemudi muslim pasti telah mengetahui fakta buruk terkait dengan perayaan
ini. Merayakan Valentine’s Day bukan berasal dari islam dan karena itu haram
dirayakan. Banyak fakta membuktikan, betapa buruknya dampak perayaan V-Day
terhadap pergaulan mahasiswa ibukota. Dimulai dari pergaulan bebas berbungkus
pacaran di kalangan mahasiswa, yg hilirnya, tentu saja kasus aborsi dan
HIV/AIDS.
“...Berdasarkan
data BKKBN, ada sekitar 2,3 juta wanita dewasa muda yang melakukan aborsi
karena melakukan hubungan seks di luar nikah." pernyataan Menkes dr
Nafsiah Mboi, DSpA, MPH, pada wawancara setelah dilantik jadi menteri
kesehatan. Menurut Menkes, kondomisasi itu penting sebagai salah satu langkah
untuk pencegahan HIV/AIDS, mengingat jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat.
Demikian pula jumlah kehamilan yang tidak diinginkan serta jumlah aborsi di
kalangan remaja terus meningkat. (Menkes Dorong Penggunaan Kondom, kompas.com, 14/6-2012).
Valentine=Seks Bebas
, Sekularisme Biang Keladi
Fakta
di atas merupakan buah dari sistem kapitalis yang saat ini diusung oleh
masyarakat, baik sadar maupun tidak. Kapitalisme yang merupakan turunan
sekularisme telah menjadikan kaum muslimin khususnya pemuda islam telah jauh
dari esensi agamanya sehingga budaya bobrok liberal pun menjadi gaya hidup
mereka pada umumnya. Lalu apa hubungannya dengan Valentine’s Day?
Peradaban
sekularisme melahirkan generasi lemah akal, malas lagi pembebek yang hedonis,
apatis, konsumtif, dan pragmatis. Perayaan V-Day menjadi bukti gaya hidup
liberal pemuda abad ini. Faktanya dalam perayaan V-Day beberapa hotel di
Indonesia khususnya di Ibu Kota laris manis, tak mau kalah alat kontrasepsi pun
terjual ludes, siaran televisi jor-joran mensosialisasikan V-Day dengan
berbagai program yang menghasud generasi muda, bahkan yang membuat tercengang
tak jarang ketika V-Day dijadikan hari bagi-bagi kondom gratis kepada kaum muda
dengan dalih pencegahan terkena HIV/AIDS, sebagaimana yang dilansir oleh MENKES
RI di atas.
Bukan
solusi tuntas nan cerdas yang diberikan, melainkan kerusakan moral yang
ditingkatkan. Inilah solusi yang ditawarkan oleh sistem kapitalis. Wajar saja
jika jumlah penderita HIV/AIDS,
pergaulan bebas yang merajalela, dan kasus aborsi dikalangan muda terus
meningkat setiap tahunnya. Budaya V-Day telah merusak kaum muda dengan jargon
kasih sayang. Alih-alih menyelesaikan masalah, pemerintah sempurna menambah
beban masyarakatnya.
Islam=Solusi Tuntas
, Pencetak generasi cemerlang
Sesungguhnya
kerusakan yang terjadi pada generasi muda saat ini adalah dampak kumulatif
akibat diterapkannya sistem kapitalis sekuler pada setiap lini kehidupan.
Kompleksitas problem pemuda yang ada merupakan problem sistemik dan hanya mampu
diselesaikan secara sistemik pula, bukan tambal sulam atau parsial. Dengan
demikian, akar kebobrokan pemuda saat ini bukan hanya sekedar masalah budaya
tetapi lebih dari itu.
Islam
mengatur pergaulan antara wanita dan pria serta memberikan pencegahan untuk
terjadinya sex bebas yakni dengan menjauhi zina (QS. Al-Isra : 32) diantaranya mengharamkan aktivitas pacaran
sebelum menikah, menundukan pandangan dan menjaga kemaluan bagi setiap muslim
baik laki-laki maupun perempuan (An-Nur:
31) dan sebagainya bukan malah menggaungkan free sex dengan cara kondomisasi sebagaimana yang kapitalisme
lakukan.
Sebagai
tindakan kuratif, sistem islam menerapkan hukum jilid dan rajam (QS. An Nuur:2) yang disaksikan khalayak
ramai, dengan begini akan menimbulkan efek jera bagi pelaku dan akan mencegah
masyarakat untuk melakukan kejahatan yg serupa.
Islam
sebagai sebuah ideologi shohih memiliki seperangkat aturan yang sempurna dan
memiliki cara dalam membentuk profil pemuda yang cerdas, berintelektual,
tangguh, berjiwa pemimpin serta menjaga ketakwaan mereka dalam bingkai
kesalehan. Al-quran telah menuliskan dan Sejarah telah mencatat bahwa Pemuda
(muslim dan non muslim) mampu menjadi pemuda yang berkarakter, pemuda yang
mampu menjadikan peradaban yang gemilang dan berkontribusi penuh dalam hal
pendidikan ketika mereka menjadikan islam sebagai Ideologi dan ketika Islam
dijadikan sistem kenegaraan. Saat ini ketika Sistem kapitalis sekuler menggerus
idealisme pemuda, khususnya Pemuda Muslim telah kehilangan gelar terbaiknya
sebagai Khayru Ummah ( Ali-Imran : 110 ).
Berangkat
dari sini, sudah sepatutnya, manusia sebagai makhluk ciptaan Allah swt,
haruslah tunduk terhadap syari’ah islam beserta seluruh perkara yang dibawa
oleh Rasulullah saw dengan menerapkan Syariah Islam secara kaffah dalam bingkai
Khilafah Islamiyah. Sejatinya Khilafah Islamiah telah terbukti akuntabilitasnya
selama lebih dari 13 abad dan memberikan kemuliaan serta keberkahan kepada
seluruh umat manusia (muslim dan non muslim ), maka inilah janji Allah bahwa
Islam adalah Rahmatan lil;alamin .