Senin, 04 Februari 2013

Mama Babe.. Biarkan Aku Menggurat Cerita


Dua puluh dua tahun aku hidup bersama mereka. Tergelak bersama. Tersenyum maksa. Menangispun bersama..
bersyukur.. sangat bersyukur aku dilahirkan sebagai anak perempuan mereka.
Mereka-lah orang tua yang paling membanggakan sejagat raya, segalaksi bima sakti.

Masih lekang dalam ingatan, sehelai lidi menghantam rak piring tanpa mengenaiku, aku panik luar biasa, diiringi ujaran Babe, "Kalo perempuan gak bisa ngaji, mau jadi apa?" Aku tertegun, terbata meneruskan melantun Surat Yasin d'malam itu, matanya terbelalak galak, "Terusin! Qo berhenti?" aku tetap diam. Air mataku mengaburkan huruf-huruf yang menyemut.Gak keliatan.

Beberapa tahun berselang, aku merasakan manfaat didikan tegas Babe.
jadilah aku sekarang, Aku terbentuk dari doa panjang beliau di tengah malam, berharap, anak perempuannya tidak menjadi penghalangnya untuk bertemu para syuhada.

Ma.. Banyak kata tak kalah hebat kulukiskan takzimku padanya. Mama adalah mama yang mencintai anak2nya dengan cara unik..
Cukup dengan kilauan mata, aku tau betapa ia mencintai kami.

Tentu saja, setiap orang tua mencintai anak2nya, dan itu indah..

Terlukis dalam doa, berpendar dalam cahaya temaram lampu kamarku, ku gurat cerita, betapa Allah luar biasa menjadikan aku terlahir dari pasangan ini..

Aku akan terus berbagi pada mereka, soal cinta monyet pertamaku, soal sahabat2 ku, soal masa depan dan setiap jengkal scene dalam hidupku.

Mama Babe.. Biarkan aku menggurat cerita bahwa kalian rela menderita agar aku bahagia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar